Indonesian who support traveling with family or kids, take photo and diving

06 February 2016

Perjalanan Umroh - Madinah | westborneoroad

Bisa niat untuk umrah itu aja sudah menjadi sesuatu yang membekas apalagi benar-benar bisa berangkat.. membuat saya sendiri takjub karena pada awal tahun 2015 kami tidak ada planning untuk umrah. Tapi memang kalau sudah jalannya ke sana maka ya pasti akan ke sana, cepat atau lambat.

Al Masjid Al Nabawi, saat dini hari

Pada akhir tahun 2015, saya dan istri beserta adik saya pergi berangkat umrah. Setelah tiket pesawat dan visa selesai diurus oleh pihak biro penyelenggara umroh, kami menggunakan Al Amsor Mubarokah, yang kantornya di daerah Pejaten / Warung Buncit, kenapa? karena cuma biro travel penyelenggara umrah ini yang lama waktu umrohnya 14 hari, baik untuk yang ekonomir maupun yang diatas ekonomis, hee. Saya cukup kagum dengan kapabilitas biro umrah ini karena dengan banyaknya permintaan umrah, mereka telah mengatur sedemikian rupa sehingga tidak banyak reschedule jadwal, tetap di bulan yang sama dari program yang ditawarkan dan saya pun tidak sulit untuk menentukan tanggal cuti.

Perjalanan dimulai dari bandara Soekarno Hatta, setelah packing selesai. Untuk urusan packing barang bawaan menjadi poin penting yang harus dimaksimalkan, saya menggunakan plastik vakum terutama untuk pakaian ihram dan menyisakan sedikit ruang pakaian untuk perjalanan pulang kembali ke tanah air.

Pesawat kami adalah Garuda Indonesia Boeing 777-300ER, termasuk dalam jajaran pesawat terbaru dari maskapai ini. Kami satu grup yang berasal dari Jakarta bergabung dengan grup travel yang sama dari Banjarmasin, yang ternyata diluar dugaan.. jumlah mereka lebih banyak dari grup Jakarta. Koper kemudian dikelola oleh biro untuk dimasukkan ke bagasi. Setelah oke, dan dikonfirmasi telah lengkap dan pengurusan biro selesai untuk persiapan penerbangan, paspor dan tiket diberikan ke kami.

Hanya 1 tas untuk perlengkapan dan 1 tas untuk dokumen yang kami bawa. Setelah selesai imigrasi dapat info ternyata penerbangan ke Jeddah ternyata delay, mundur 3 jam karena memang pesawat terlambat tiba di Indonesia. Kami berangkat pukul 7 malam. Sambil mengisi waktu tunggu kami menghabiskan waktu tukar uang di money changer, ngobrol dan ngopi di kedai kopi yang ada di bagian ruang tunggu internasional 2D. Just enjoy the show lah..

Perjalanan Jakarta - Jeddah, dengan Garuda Indonesia tanpa transit ditempuh selama 9 jam. Disediakan makanan, minuman tambahan. Dan yang saya cukup takjub ada tambahan alat untuk membantu tidur lebih lelap (kaos kaki, tutup mata dan ear plug), wow… Ditambah dengan fasilitas entertainment yang lengkap dan Jenis pesawat yang kami naiki adalah Boeing 777-300ER, walaupun duduk di kelas ekonomi, gak belakang-belakang banget, rasanya sudah cukup membuat kami bangga dan yakin bahwa Garuda memang termasuk maskapai kelas dunia.

Baca : Pengalaman Terbang Dengan Garuda Indonesia Boeing 777-300ER

Desember merupakan salah satu waktu favorit untuk umrah bagi muslim yang ada di seluruh dunia, karena suhu yang cukup dingin dan merupakan waktu awal visa umroh diterbitkan lagi setelah sebelumnya ditutup untuk Haji. Itu menjadi salah satu hal yang membuat waktu menunggu kami di Bandara Jeddah cukup lama, kami landing sekitar jam 1 malam dan selesai cek imigrasi pas masuk waktu shubuh di Jeddah, sekitar pukul 5 waktu Jeddah.. 4 Jam? Ya.. 4 Jam itu wow lama banget, untuk mengurus imigrasi masuk. Ngobrol, chatting maupun youtube-an mungkin sudah menjadi kebiasaan di sana. Ditambah kebiasaan sulit antri dari negara kita ini, mantap lah.. diminta 1 lajur tetap 2 lajur, walhasil yaaaa… wes gitu deh..

Suasana Imigrasi di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah
Yang menarik di bandara ini, banyak pekerja yang menawarkan simcard dari provider telekomunikasi lokal Arab, harganya sekitar 30 SAR (Riyal) atau sekitar Rp. 110.000, dengan pulsa 25 riyal. kalau memang perlu silahkan beli namun kalau bisa ditahan tahan dulu. Provider telekomunikasi yang cukup banyak menjual ada 3 dan jenisnya GSM yaitu STC, mobily dan zain. Review untuk mobily, di Jeddah bisa masuk 4G, tapi di Makkah dan Madinah sering di 3G dan 3,5G, untuk setiap pengisian 10 riyal mendapatkan gratis 100 MB, lumayan untuk skype ke Indonesia, balas WA, tapi langsung abis kalau update Path atau Instagram.

Bila untuk keperluan paket data, provider di Indonesia juga menyediakan promo, salah satu teman kami yang 1 grup menggunakan itu, biayanya bervariasi untuk yang 9 hari dan 14 hari. Untuk yang pakai simcard Indonesia, jangan takut roaming. Yang penting isi pulsa sebanyak-banyaknya. Tapi jangan khawatir, di bandara terdapat wifi gratis, tinggal input nomor penerbangan anda.

Sholat shubuh bisa di beberapa tempat, karena memang disediakan sajadah. Pertama di dekat imigrasi dan kedua di dekat conveyor pengambilan bagasi, ketiga di luar, sekitar area ruang tunggu.

Madinah
Perjalanan ke madinah ditempuh menggunakan bus, bus yang kami gunakan ditilang karena melebihi kecepatan, eh supir bisnya orang Indonesia ternyata, hahaha… selama perjalanan kami berhenti sekali di rest area.

Peta Al Masjid Al Nabawi
Sesampainya di Madinah yang merupakan tanah haram dimana kita tidak diperkenankan untuk mengambil tanahnya, membunuh binatang, dll.. sudah siang, masuk waktu dzuhur. Kesan pertama di kota ini begitu dingin karena memang pada bulan Desember tidak terlalu panas di Madihan, ramai orang berdagang. Saya sangat takjub melihat orang-orang meninggalkan kegiatannya dan bergegas ke Masjid Nabawi atau Al Masjid Al Nabawi, biasa orang menyebutnya, dan kembali beraktifitas setelah sholat selesai. Saya hampir satu minggu berada di Madinah dan menurut saya itu merupakan waktu yang cukup untuk menikmati indahnya masjid ini.

Keindahan Arsitektur Al Masjid Al Nabawi
Bagi anda penyuka arsitektur, masjid ini menurut saya mempunyai nilai seni yang tinggi, terutama di bagian Masjid Nabawi lama, sentuhan kaligrafi, asmaul husna, dan beberapa tanda / kode di pilar masjid mempunyai arti tersendiri.

Menurut opini saya pribadi Masjid Nabawi ternyata menawarkan sisi lain Islam yang menyejukkan dan lembut, dilengkapi dengan payung-payung yang bertujuan melindungi dari hawa dingin dan panas, disediakan air zamzam yang banyak di setiap sisi dan banyak kegiatan yang dapat diikuti, misal pengajian, belajar lafaz Al Quran walaupun hanya surah Al Fatihah, buka puasa bersama dan masih banyak lagi.

Suasana Dakwah
Berbuka Puasa dan menu Kopi Arab

Memang cukup menguras tenaga untuk bisa mendekat atau sholat di shaf terdepan ataupun minimal di bagian dalam Masjid Nabawi lama, namun bila diniatkan dan minta izin Allah tentunya bisa terwujud.

Atmosfer sholatnya juga sangat menggugah hati, pilihan bacaan surah saat sholat dari imam juga membuat kagum. Saya berkesempatan untuk sholat Jumat di Nabawi dan kagum dengan isi khotbah yang saat itu tentang doa (walaupun ga begitu ngerti bahasanya) yang cukup memakan waktu lama dan dilanjutkan dengan sholat jumat dengan bacaan surah pendek.

Selain atmosfer itu, melihat orang-orang datang ke Madinah hanya untuk beribadah menjadi daya tarik tersendiri. Sholat Ashar dan Dzuhur adalah sholat paling cepat menurut saya, selanjutnya maghrib, lalu shubuh dan isya. Di Akhir sholat wajib digunakan untuk sholat jenazah. Waktu adzan dan mulai sholat sekitar 20 menit, ini cukup bagi masyarakat sekitar untuk mengemasi barang dagangan, mengambil wudhu dan berjalan ke masjid tanpa khawatir tertinggal.
Mencari Raudah
Ya, salah satu yang dicari selain ziarah ke makam Rasulullah Muhammad SAW, khalifah dan makam Baqi adalah raudhah, Secara arti, Raudah adalah surga, namun di Masjid Nabawi, Raudah adalah zona yang menjadi tempat paling dicari karena mustajabnya doa saat dipanjatkan di sana.

Raudah terletak diantara makam Rasulullah dan mimbarnya, ditandai dengan karpet yang berwarna hijau.

Untuk mengakses Raudah bervariasi, untuk pria 24 jam waktunya, hanya dipisahkan jalannya ke sana antara dari belakang dan dari samping. Dari belakang bila pintu akses wanita ditutup, dan dari samping bila pintu akses wanita dibuka. Sedangkan untuk wanita ke Raudah diakses melalui area sholat sebelah kiri atau Usman bin Affan Gate (sekitar pintu no 23 / 25).

Mengantri ke Raudah

Hari Jumat dan hari Sabtu adalah hari paling ramai menurut saya dan paling banyak orang-orang yang ingin ke Raudah, dan didominasi masyarakat Madinah dan sekitarnya.

Baca : Sholat Jumat di Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil Haram, Makkah

Menurut opini saya pribadi kita harus banyak mengalah saat di Raudah karena memang banyak yang mulai mementingkan kepentingan pribadi dan mendorong atau berdesak-desakan, sebisa mungkin carilah waktu yang tidak ramai bila ingin ke sana karena postur orang Indonesia kalah besar dengan orang dari afrika atau timur tengah.

Ziarah
Ziarah di Madinah yang utama tentunya ke Makam Rasullullah SAW yang berada di Masjid Nabawi, selain itu ke makam Baqi, kemudian ke makam di Jabal Uhud. Untuk masjid, yang disunahkan adalah ke masjid Quba. Sebenarnya saya ingin menjelajah madinah lebih banyak, misal di sekitar masjid Nabawi ada masjid Bukhari dan masjid Abu Bakar as Siddiq, masjid Ijabah, namun karena penjelasan dari mutawif bahwa lebih utama ke Masjid Nabawi dan karena fadilah di Masjid Quba ya kami urungkan niat untuk ke masjid lainnya. Hanya sempat kami abadikan sedikit foto-foto masjid tersebut.

Panorama Jabal Uhud, sempatkan berdoa di makam sahabat Rasulullah di sini
Dari Kiri ke Kanan searah jarum jam : Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Jumat

Belanja
Di Madinah, banyak penjual barang ataupun oleh oleh, salah satu yang menarik bagi saya adalah penjual baju yang melemparkan barang jualannya hanya untuk menarik perhatian calon pembeli, selain itu masih banyak pilihan lokasi seperti di Pandati (mirip ****mart di Indonesia), hyper panda (toko grosir) ataupun Bin Dawood (supermarket). Kurma juga murah bila dibeli di sekitar masjidil haram.

Lemparan Sang Penjual

Jika anda umrah dengan jadwal ke Madinah terlebih dahulu lalu baru ke Makkah, cobalah belanja dahulu di Madinah karena di Makkah menurut saya tidak banyak tempat belanja. Jika anda ke Makkah dahulu lalu ke Madinah, maka tahan hasrat anda untuk belanja dan lakukan di Madinah. Jika terlambat belanja oleh-oleh di kedua tempat maka kalau ada waktu di Jeddah, belanja lah di Jeddah.. Alasannya harga lebih murah, pilihan lebih banyak dan variasi yang banyak.

Sinyal Ponsel
Menjadi hal yang cukup berat mencari konektivitas data di Madinah walaupun kami telah menggunakan provider lokal, Mobily, mungkin karena banyak sekali yang mengakses data pada lokasi yang sama dan dalam waktu yang sama. Saya pernah naik turun hotel hanya untuk mengakses situs yang memang saya butuhkan waktu itu, walhasil gagal melulu. Mungkin masih maintenance..

Skype kami gunakan untuk video call dengan keluarga di Indonesia, cukup menjadi penyejuk rasa rindu walaupun ada sedikit lagging.

Kuliner
Menjadi satu hal yang wajib untuk berburu makanan di sekitar hotel di Madinah, sebagai salah satu makanan yang diburu adalah shawarma, ternyata ada 3 jenis shawarma yang dijual, pertama tanpa saus, dan kedua dengan saus pedas dan yang ketiga dengan saus asam. Menurut saya ketiganya enak, namun yang paling cocok dengan lidah orang Indonesia adalah yang tanpa saus. Selain itu masih banyak makanan macam nasi kabsah, pizza, starbucks di sekitar pintu 25, ayam fried chicken di sekitar pintu 21.

minum kopi

membeli shawarma dan kebab

Selain itu kami sangat suka produk susu, hingga membandingkan beberapa merk produsen susu.. Almarai, Nadec dan Al Safi. Almarai juara di susu putih full cream, Nadec juara di rasa coklat, sedangkan Al Safi juara di harga...

Ziarah Wada kami lakukan sebelum bertolak ke Makkah dan kemudian perjalanan keluar dari Madinah dilakukan setelah shalat dan berniat ihram di masjid Bir Ali (Dzul Hulaifah).

mengambil plastik untuk tempat sandal

Tips :
- Bawa Token internet banking, sangat membantu untuk mengisi pulsa, kalau bukan isi pulsa sendiri ya membantu teman satu grup untuk diisikan pulsa.
- Kartu simcard ponsel arab yang berisi nomor 10 digit jangan dibuang, setiap isi pulsa harus mengisikan 10 digit nomor tersebut untuk identifikasi. 
- Bawa backpack, dan sandal jepit cukup membantu selama berpergian. Gunakan plastik pembungkus sandal sebelum masuk masjid.
- Hati-hati dan waspada, banyak juga kejadian jamaah dimintain sedekah dengan berbagai alasan.

Selain itu masih ada pengalalaman kami di kota Makkah dan di Jeddah



0 comments:

Post a Comment

Copyright © West Borneo Road Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com